Kepala Slot88

Kepala Slot88

Pencegahan Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang perlu dicegah dengan menjalani pola hidup yang sehat dan mengelola stres dengan baik agar tidak berkembang menjadi kronis. Selain itu, upaya ini juga dapat mendukung proses pengobatan.

Beberapa cara mengelola stres yang dapat dilakukan adalah:

Selain langkah pencegahan di atas, pasien juga disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti:

Pengobatan Sakit Kepala Tegang

Pengobatan sakit kepala tegang bertujuan untuk meredakan gejala secepatnya dan mencegah sakit kepala kambuh. Sebagai langkah pertama untuk mengatasi sakit kepala tegang, pasien dapat segera mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas, seperti ibuprofen dan paracetamol, begitu gejalanya muncul.

Jika obat-obatan tersebut tidak dapat meredakan gejala, pasien disarankan untuk berkonsultasi ke dokter. Dokter akan mengevaluasi obat yang sebelumnya dikonsumsi pasien dan mungkin meresepkan obat-obatan yang lebih kuat, seperti:

Dokter juga dapat memberikan obat-obatan lain di samping pereda nyeri, seperti:

Gejala Sakit Kepala Tegang

Gejala sakit kepala tegang umumnya berupa rasa sakit dan berat di dahi, kepala bagian atas, kedua sisi kepala, kulit kepala, maupun bagian belakang kepala dan bahu. Sakit tersebut dapat berlangsung selama 30 menit atau terus-menerus sepanjang hari.

Gejala lain yang dapat muncul adalah:

Berdasarkan lama berlangsungnya gejala, sakit kepala tegang dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Perlu diketahui bahwa sakit kepala tegang berbeda dengan migrain. Pada penderita migrain, aktivitas fisik biasanya akan memperparah kondisi. Gejala migrain juga bisa disertai mual, muntah, dan gangguan penglihatan. Sebaliknya, aktivitas fisik tidak membuat sakit kepala tegang menjadi lebih parah.

Sakit kepala tegang yang hanya terjadi sesekali tidak memerlukan penanganan medis. Akan tetapi, sebaiknya konsultasikan kondisi Anda jika sakit kepala tegang terjadi beberapa kali dalam 1 minggu atau jika gejalanya sangat mengganggu.

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami sakit kepala dengan karakteristik seperti berikut:

Dapatkan harga dan penawaran TERBAIK

Hotel, Pakaian Toko, Bahan Bangunan Toko, Pabrik, Mesin Bengkel, Makanan & Minuman Pabrik, Peternakan, Restoran, Rumah, Retail, Toko Makanan, Cetak Toko, Pekerjaan Konstruksi, Energi & Mining, Makanan & Minuman Toko, Perusahaan Periklanan

Video Keluar Inspeksi

Garansi dari Komponen Inti

Pressure Vessel, Motor

Topi Datar Embroideyr Pakaian

Dahao Sistem Kontrol A15

Setelah Layanan Garansi

Video Dukungan Teknis

Purna jual Layanan Yang Disediakan

Multi-fungsi Cap Embroideyr Pakaian

Multi Kepala Mesin Bordir

Cap/kemeja/flat/3D/payet/Conditioner/Manik-manik/Chenille/Membosankan

Cap/T-shirt/Pakaian jadi/logo/3D Bordir

Mesir, Inggris Raya, Amerika Serikat, Italia, Perancis, Jerman, Brazil, Peru, Arab Saudi, Indonesia, Pakistan, India, Meksiko, Rusia, Spanyol, Thailand, Kenya, Chile, UEA, Kolombia, Aljazair, Sri Lanka, Rumania, Bangladesh, Afrika Selatan, Ukraina, Kirgistan, Nigeria, Uzbekistan, Maroko

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,

Kepala Pembagi (Dividing head) Kepala pembagi pada mesin Frais merupakan alat bantu yang digunakan untuk pembagian benda kerja dalam beberapa bagian yang sama, contoh aplikasinya pada proses pengerjaan pada mesin Frais adalah pembuatan roda gigi,kepala baut, mur, pisau Frais dan sebagainya. Metoda pembagian pada kepala pembagi Pembagian pada kepala pembagi konvensional dalam prakteknya secara umum dibagi dalam tiga cara tergantung tingkat pembagian yang diinginkan yaitu pembagian langsung , pembagian tak langsung dan pembagian difrential. Pembagian langsung Apabila pembagian benda kerja tidak terlalu banyak atau pembagian yang tidak menghasilkan bilangan pecahan, dapat dilakukan pembagian langsung dengan menggunakan piring pembagi tetap (fixed dividing disk) dengan jumlah lubang 24 lubang dan kemungkinan pembagiannya adalah 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24 Pembagian tak langsung Apabila pada pembagian menghasilkan bilangan pecahan (tidak genap) maka harus menggunakan alat bantu pembagian piring pembagi dengan jumlah lubang yang bervariasi dan dapat dipertukarkan . Pada pembagian tak langsung secara umum digunakan rumus sebagai berikut : N = 40/Z N = Pembagian pada kepala pembagi Z = Jumlah pembagian 40 = Perbadingan roda cacing dan ulir cacing pada kepala pembagi (1 : 40) Pada mesin Frais ACIERA umumnya mempunyai 3 piring pembagi yaitu No 1. No 2 dan No 3, setiap nomor mempunyai lubangsebagai berikut : No. 1 No. 2 No. 3 27 – 31 – 34 – 41 – 43 33 – 38 – 39 – 42 – 46 29 – 36 – 37 - 40 Lubang Lubang Lubang Contoh : Apabila akan membuat roda gigi dengan jumlah gigi 25, berapakah pembagian pada kepala pembagi. N = 40 / Z = 40 / 25 = 1. 15/25 atau 1 24/40 Artinya 1 putaran + 24 lubang pada piring pembagi dengan jumlah lubang 40 (piring pembagi No 3) Pembagian diferential Pembagian difrential dilakukan apabila tidak dapat dilakukan dengan pembagian tidak langsung, hal ini berlaku untuk bilangan yang tidak dapat dibagi diatas 50. Dalam prosesnya digunakan alat bantu gear box set yang harus ditentukan perbandingannya melalui rumus sebagai berikut : R = K (N’ – N) / N’ R = Perbandingan roda gigi gear box N’ = Jumlah pembagian pendekatan N = Jumlah pembagian sebenarnya K = Perbadingan roda cacing dan ulir cacing pada kepala pembagi (1 : 40) Apabila untuk memenuhi perbandingan roda gigi gear box digunakan 2 buah roda gigi (R = B/D) maka : N’ > N diperlukan 1 roda gigi prantara N’ < N diperlukan 2 roda gigiperantara atau tanpa roda gigi perantara Apabila untuk memenuhi perbandingan roda gigi gear box digunakan 4 buah roda gigi (R = A . B/ C . D) maka : B N’ > N diperlukan 2 roda gigiperantara atau tanpa roda gigi perantara N’ < N diperlukan 1 roda gigi prantara Contoh : Apabila diperlukan pembagian 157, maka 157 tidak dapat dibagi dengan metoda pembagian tidak langsung, harus dengan metoda pembagian diferential : R = K (N’ – N) / N’ = 40 (160 – 157) / 160 Jumlah pembagian pendekatan (N’) diambil 160 Perbandingan (Ratio) 0,75 = 0,75 ( N’ > N ) untuk pnyusunan roda gigi pada kotak roda gigi dapat diperoleh dari tabel dan dari tabel R = 24 . 48 / 24 . 64 Dengan keterangan bahwa roda gigi 24 menggerakkan roda gigi 24 dan gigi 24 seporos dengan gigi 64 dan gigi 64 menggerakkan 48 Roda gigi lurus (spur gear) Roda gigi lurus adalah salah satu komponen pemindah daya yang sangat umum dijumpai mesin otomotif, mesin ndustri dan mesin perkakas. Roda gigi lurus untuk tujuan produksi dapat dibuat secara masal dengan mesin khusus roda gigi dan dapat dibuat secara partial dengan menggunakan mesin freis, untuk pembuatan roda gigi lurus harus mengetahui karakteristik roda gigi dan rumus-rumus perhitungan roda gigi lurus dan dalam perihungan roda gigi dikenal dengan 2 cara yaitu Metrik Modul (M) dan Diametral pitch (DP) seperti yang akan dibahas sebagai berkut : Rumus perhitungan roda gigi lurus Keterangan : DK = Diameter kaki PD = Diameter pitch TD = Diameter kepala H = Tinggi gigi Z = Jumlah gigi M = Modul gigi DP = Diametral Pitch Sistem Modul (M)  PD Sistem Diametral Pitch (DP) atau  . M t  PD  Z.M TD  Z. M  2 M Add  1. M Ddm  1,25 . M H M  Add  Ddm  Metrik Modul Z DP  Banyaknya gigi setiap inchi Z (inchi ) DP Z 2 TD   DP DP 1 Add  DP 1,157 Ddm  DP H  Add  Ddm PD  Contoh Perhitungan : Apabila akan membuat roda gigi dengan modul (M) 2 jumlah gigi roda gigi 25 tentukan ukuran atau dimensi yang diperlukan untuk pembuatan roda gigi tersebut : a) Untuk proses pembubutan harus menghitung diameter kepala (TD) roda gigi TD = Z. M + 2 M = 25 . 2 + 2 . 2 = 54 mm b) Untuk proses mesin frais harus memhitung tinggi gigi (H), dan pembagian pada kepala pembagi H = Add + ddm N = 40 / Z = 1. M + 1,25 M = 40 / 25 = 1 .2 + 1,25 . 2 = 4,5 mm = 1 24/40 Nomor pisau potong Pisau potong roda gigi setiap Modul (M) dan setiap DP terdiri dari 8 pisau, pemakaian setiap pisau akan tergantung pada jumlah roda gigi yang akan dibuat, berikut tabel untuk pemilihan pisau potong contoh: apabila membuat roda gigi Modul 2 dengan jumlah gigi 50 maka pisau potong yang digunakan adalah pisau potong No 6 atau 35 – 54 (lihat tabel) Modul (M) Diametral Pitch (DP) No. Cutter Aplikasi No. Cutter Aplikasi 1 12 - 13 1 135 - rack 2 14 – 16 2 55 – 134 3 17 – 20 3 35 – 54 4 21 – 25 4 26 – 34 5 26 – 34 5 21 – 25 6 35 – 54 6 17 – 20 7 55 – 134 7 14 – 16 8 135 - rack 8 12 - 13 6.3.3 langkah pembuatan roda gigi lurus 1) Menghitung ukuran diameter luar untuk proses pembubutan berdasarkan modul / DP gigi dan jumlah gigi yang akan dibuat. 2) Membuat bakalan roda gigi lurus pada mesin bubut dengan ketentuan ukuran dari hasil perhitungan (gunakan mandrel) 3) Seting benda kerja, benda kerja diharapkan cocentrik untuk menghindari bentuk gigi yang tidak sama. 4) Pemilihan pisau potong, pisau potong harus sesuai sesuai jumlah rada gigi yang dibuat (lihat tabel no roda gigi) 5) Menentukan pembagian pada kepala pembagi sesuai dengan jumlah gigi yang dibuat 6) Setting pisau potong dimana posisi benda kerja sumbu pisau potong sejajar dengan sumbu 7) Proses pemotongan, pastikan mur pengikat benda kerja dan pengikat mandrel mengikat sempurna kemudian lakukan pemotongan bertahap untuk menghidari kesalahan dan kerusakan. 8) Lakukan pemeriksaan dan pengukuran ketepatan roda gigi 6.4 RODA GIGI MIRING/HELIK Roda gigi helik adalah roda gigi poros sejajar yang mempunyai bentuk gigi miring/menyilang saling berlawanan terhadap pasangannya, pasangan roda gigi ini pada umumnya digunakan untuk memindahkan daya dengan beban besar dengan putaran tinggi karena bentuk giginya yang mampu memindahkan momen atau putaran melalui gigi tersebut dapat berlangsung secara halus (tidak berisik). Rumus berikut adalah rumus yang digunakan untuk menentukan parameter yang diperlukan untuk pembuatan roda gigii pada mesin Frais standart. 6.4.1 Sistim Modul (M) Keterangan : DK : Diameter kaki (mm) PD : Diameter pitch TD : Diameter kepala (mm) H : Tinggi gigi (mm) Add : Adendum (mm) Ddm : Dedendum Φ : Sudut helik M : Modul Z : Jumlah gigi Rumus sistim modul (M) Nama Simbol Rumus Perhitungan Diameter pitch PD PD = Z . M / cos φ Diameter kepala TD TD = PD + 2. M (mm) Tinggi gigi H H = Add + Ddm (mm) Addendum Add Add = 1. M (mm) Dedendum Ddm Ddm = 2,25 . M (mm) Lebar gigi B No Cutter ZP B = 10 x M ZP = Zn / Cos3 φ Zn = Jumlah gigi normal 6.4.2 Sistem DP (Diametral Pitch) Rumus sistem DP (Diametral Pitch) DP = Banyaknya gigi setiap satu inch (mm) Nama Simbol Rumus Perhitungan Diameter pitch PD PD = Z. / DP cos φ (inchi) Diameter kepala TD TD = PD + 2./DP Tinggi gigi H H = Add + Ddm (inchi) Addendum Add Add = 1 / DP (inchi) Dedendum Ddm Ddm = 1,157 / DP (inchi) (inchi) 6.4.3 Perhitungan Ratio gear bok pada pembuatan roda gigi helik R  LW Lead benda kerja  LM Lead mesin π . PD Tg. LM  i x a x P LW  Keterangan : Lead/kisar= Jarak tempuh setiap satu putaran ulir Ulir tunggal > Lead/kisar = pitch Ulir ganda = 2 Pitch i > Lead/kisar = Jenis ulir (ganda / tunggal) atau no of start a. = Ratio kepala pembagi dalam 1 putaran benda kerja P = Pitch ulir (jarak antar puncak ulir) LW  φ π . PD Tg. Maka : Gigi C menggerakkan gigi A, gigi A dipasang 1 poros dengan gigi D, gigi D menggerakkan gigi B R  A C . B . D Catatan : - Pasangan gigi gear box dengan 1 perantara digunakan untuk membuat roda gigi helik kiri - Pasangan gear box dengan 2 perantara atau tanpa perantara digunakan untuk membuat roda gigi helik kanan 6.4.4 Langkah Pembuatan Roda Gigi Helik Contoh : Bila akan membuat roda gigi helik dengan ketentuan sebgai berikut : Modul gigi = 2 , Jumlah gigi = 50 gigi, helik kiri dan sudut helik = 180. Berikut sebelum proses pemesinannya terlebih dahulu menetukan parameter yang diperlukan untuk pembuatan tersebut sebagi berikut : 1. Menghitung diameter pitch (PD) PD = Z . M / cos φ = 50 . 2 / cos 18 = 105,14 mm 2. Menghitung diameter kepala (TD) TD = PD + 2. M = 105,14 + 2 . 2 = 109,14 mm 3. Menghitung tinggi gigi (H) H = Add + Ddm = 1. M + 1,25 . M = 1 . 2 + 1,25 . 2 = 4,5 mm 4. Menghitung ratio gigi pengganti / gear box (R) R = LW / LM LW = π PD / Tg φ = π. 105,14 / Tg 18 = 1016,06 mm LM = i . a . P i = 1 ( karena ulir tranfortir meja mesin jenis ulirnya tunggal) a = 40 ( karena perbandingan kepala pembagi yang digunakan 1 : 40 atau satu putaran benda kerja = 40 putaran tuas pemutar kepala pembagi) P = 4 ( Pitch ulir tranfortir mesin yang digunakan adalah 4 mm) LM = 1 x 40 x 4 = 160 mm R = 1016,06 / 160 = 6,3503 Untuk penyusunan roda gigi gear box dengan R = 6,3503 dapat dilihat pada table (lembar lampiran) dari table diperoleh Gigi A = 100, Gigi B = 86, gigi C = 56 dan gigi D = 24 sehingga penyusunannya sebagai berikut : R = A . B / C . D = 100 . 86 / 56 . 24 Gigi C menggerakkan gigi A, gigi A seporos dengan gigi D, gigi D menggerakkan gigi B ( lihat gambar penyusunan) 4. Pembubutan bakalan roda gigi, bubut dengan diameter kepala (TD) dengan menggunakan mandrel seperti gambar sebagai berikut : 5. Pemilihan pisau potong ZP = Zn / cos3 φ = 50 / cos3 18 = 61 maka dipilih pisau potong No 7 (55 – 134) 6. Setting roda gigi pengganti/gear box, karena roda helik yang akan dibuat adalah helik kiri maka susunannya sebagai berikut : 7. Setting benda kerja dan pisau potong, apabila menggunakan pemotongan roda gigi dengan spindel horisontal kemiringan sudut helik dilakukan dengan memiringkan meja mesin dengan sudut 18o (posisi benda kerja miring 18o) Apabila pemotongan roda gigi menggunakan spindel vertikal, maka kemiringan sudut helik dilakukan dengan memiringkan kepala spindel vertikal membentuk sudut 18o (posisi pisau potong membentuk sudut 18o) 8. Menghitung kepala pembagi untuk pembagian jumlah gigi 50, N = 40 / Z = 40/50 = 4/5 = 32/40 ( 30 lubang pada piring pembagi dengan jumlah lubang 40) 9. Setting putaran mesin sesuai dengan diameter luar cutter kedalaman pemotongan untuk 3 kali pemotongan dengan kedalaman pengerjaan akhir 0,5 mm 10. Pemeriksaan , pengukuran deburring (menghilangkan bagian sisi yang tajam dengan kikir) 3.5 Langkah Menentukan Parameter pada Pembuatan Roda Gigi Helik Menetukan parameter yang dimaksudkan apabila akan membuat roda gigi helik untuk perbaikan sehingga harus mencari ukuran Modul (M) / diametral pitch (DP), Jumlah gigi (Z), Sudut helik () debagai berikut : 1. Jumlah gigi (Z), diperoleh dengan menghitung langsung pada roda gigi yang diperbaiki 2. Sudut helik (), diperoleh dengan cara mengukur langsung dengan Profile Proyektor atau secara manual dengan pengukur sudut (bevel protektor) 3. Modul (M) atau DP, diperoleh dengan cara menghitung dengan rumus : M  TD Z (  2) Cos  atau M  (Z 2) TD Dengan cara memasukkan variabel sudut helik dan jumlah gigi maka diperoleh TD  Z .M  2. M Cos  atau TD  Z 2  DP DP Catatan : Untuk memastikan sudut helik apakah sudah sesuai dengan roda yang diperbaiki, terlebih dahulu harus dicoba diprakterkan di mesin. Apabila tidak tepat harus dihitung kembali dengan menambah atau mengurangi sudut heliknya sampai benar-benar tepat (perlu diingat di mesin mempunyai toleransi kemiringan sudut.

Sakit kepala tegang adalah jenis sakit kepala yang ditandai dengan nyeri ringan sampai sedang di kepala dan leher. Sakit kepala tegang sering kali digambarkan seperti ada tali yang mengikat kuat di sekitar kepala.

Sakit kepala tegang atau tension headache merupakan jenis sakit kepala yang paling sering terjadi. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa, terutama wanita.

Meski bisa cukup mengganggu, sakit kepala tegang umumnya dapat diatasi dengan obat-obatan dan pola hidup sehat. Namun, pada beberapa kondisi, misalnya sakit kepala yang terus berulang atau bertambah buruk, pemeriksaan oleh dokter perlu dilakukan.

Komplikasi Sakit Kepala Tegang

Jika tidak ditangani dengan tepat, sakit kepala tegang dapat sering kambuh. Sakit kepala tegang yang sering kambuh bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengganggu tidur, terutama jika nyeri yang dirasakan tergolong parah.

Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah rebound headache, yaitu sakit kepala akibat konsumsi obat-obatan secara berlebihan untuk mengatasi sakit kepala tegang. Rebound headache terjadi ketika tubuh menjadi terbiasa dengan obat yang digunakan sehingga sakit kepala muncul ketika pemakaian obat dihentikan.

Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk selalu berkonsultasi kepada dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan atau ketika obat-obatan tersebut tidak begitu meredakan gejala.

Diagnosis Sakit Kepala Tegang

Dokter biasanya dapat mendiagnosis sakit kepala tegang hanya dari tanya jawab dan beberapa pemeriksaan fisik. Pada prosesnya, dokter akan bertanya mengenai gejala yang dialami pasien, seperti ciri nyeri yang dialami, lokasi, dan tingkat keparahan sakit kepala yang dirasakan.

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik sederhana dengan menekan otot di sekitar leher dan pundak, atau mengetuk area kulit kepala dan wajah. Pada tahap ini, pasien biasanya merasakan nyeri. Dokter mungkin juga akan memeriksa apakah leher pasien terasa kaku.

Jika dari tanya jawab dan pemeriksaan fisik diketahui bahwa keluhan yang dialami pasien tergolong berat, sangat mengganggu, atau tidak kunjung hilang, dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang, seperti:

Penyebab dan Faktor Risiko Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang terjadi ketika otot di leher dan kulit kepala berkontraksi atau menegang. Belum diketahui mengapa hal tersebut terjadi. Namun, setiap penderita sakit kepala tegang bisa memiliki pemicu yang berbeda-beda.

Beberapa hal yang diketahui dapat memicu sakit kepala tegang adalah: